Pertempuran Sekitar Banyuwangi Melawan Belanda

Pertempuran Sekitar Banyuwangi Melawan Belanda - Pendaratan Belanda di Banyuwangi, ujung timur Jawa, pertama-tama dapat banyak kesulitan, mulai dari arus laut yang kuat di sekitar selat Bali sampai aksi dari Republik.

Pada tanggal 21 Juli 1949 pada jam o6.15 pagi, pasukan Belanda (KNIL) melakukan penembakan dengan kanon dari kapal perang jenis pemburu “Evertsen” dan jenis korvet “Buru” dan “Morotai”. Dan dengan berbagai kesulitan, akhirnya Belanda berhasil mendaratkan pasukan marinirnya dengan kapal pendarat LT-101 dan LT-102 di bagian pantai, sekitar satu kilometer sebelah utara Banyuwangi.

Satu jam kemudian, menyusul pendaratan dua kompi KNIL yang nantinya bersama-sama ke tujuan penyerangan. Satu jam kemudian, mendarat truk-truk dan tank-tank yang akan memperkuat pasukan Marinir yang telah mendarat terlebih dahulu.

Dalam gerak maju pasukan Marinir Belanda banyak mengalami berbagai macam rintangan, sehingga perlatan angkutan pasukan tidak dapat digunakan. Yang mengakibatkan pasukan KNIL tidak dapat mencapai Banyuwangi.

Sebagian pantai Banyuwangi dipertahankan oleh ALRI dan Batalyon “Macan Putih”. Pasukan republik ini terus sitembaki oleh Belanda dengan kanon. Di sepanjang pantai tersebar pos-pos dari Batalyon yang menunggu kapal Belanda yang berusaha mendarat di pantai dan menembakinya dengan senjata laras panjang dan mitraliur.

Begitu dapat mendarat, yang pertamakali dilakukan kompi KNIL adalah memeriksa keadaan sekitar pabrik gula di Sukowidi. Di pabrik gula ini ternyata terdapat kesatuan Polisi yang dikirim dari Jogja untuk memperkuat pasukan di Banyuwangi. Kesatuan polisi inipun tak luput dari serangan kanon Belanda. Di pinggiran kota, kompi KNIL menemukan pasukan ALRI Divisi 10 yang bermarkas di Banyuwangi.

Setelah beberapa jam, akhirnya pasukan KNIL sampai di pelabuhan yang dipertahankan oleh kompi Polisi. Kopi Polisi inipun mendapat tembakan oleh kapal patroli Belanda “Marter”. Mendapatkan serangan ini, akhrinya lebih dari separo dari anggota kompi Polisi gugur. Akibatnya, pada jam 15.30 sore pada tanggal 21 Juli 1949, bendera Belanda berkibar di dermaga Banyuwangi setelah Belanda memberikan jaminan pada Letnan Dua dari kompi Polisi.

Pasukan Marinir Belanda pun mendapatkan kemenangan di dalam kota Banyuwangi, dan mereka terus bergerak ke arah selatan. Tidak jauh dari kota, pasukan Marinir Belanda mendapat rintangan yang berupa pohon-pohon yang ditumbangkan di jalan, sehingga menghalangi pasukan Belanda untuk bergerak. Tapi rintangan ini di bersihkan dengan buldoser, yang membuat para penduduk di sekitarnya melihat hanya sekedar ingin mengetahui cara kerja buldoser. Banyak kejadian penebangan pohon pada waktu malam hari yang dilakukan oleh orang-orang yang sama atas perintan TNI dan ALRI.

Di Rogojampi, 20 kilometer sebelah selatan dari Banyuwangi, terjadi pertempuran antara pasukan Belanda denga pasukan ALRI setempat. Pada pertempuran ini, pasukan Belanda dapat mengalahkan ALRI tanpa ada kesulitan. Selanjutnya kolonel Belanda bergerak masuk. Rintangan pasukan Belanda sama, yaitu terhalang oleh puluhan pohon yang ditumbangkan di sepanjang jalan sampai beberapa kilometer. Dan juga serangan dari arah berlawanan oleh pasukan angkatan darat Republik Indonesia Resimen 40 Divisi VI. Di jalan antara Rogojampi dan Benculuk dikirim kesatuan dari Resimen yang berusaha menghadap spit patroli Belanda. Di sini terjadi pertempuran yang singkat, dan seharusnya Indonesia menyerah.

Pada jam 18.00, pasukan Marinir Belanda mencapai Benculuk. Selama perjalanan ke Benculuk, Belanda tidak menjumpau lawan, dan selanjutnya mendirikan perkemahan (bivak) untuk bermalam.
Selama dua hari dari Banyuwangi, Rogojampi, dan Benculuk menyusul beberapa kampung, berhasil diduduki oleh pasukan Belanda. Atas keberhasilan pasukan Belanda mengusai Banyuwangi, komandan dari penyerangan Banyuwangi Mayoor J. Strijbosch, melaporkan kepada induk pasukannya bahwa operasi di ujung timur telah berhasil.

Sumber@buku bahasa Belanda, ‘De Politionele Acties Destrijd om Indie 1945/1949, Pierre Heiboer, Fibula-van Dishoeck-Harleem, 1979. Hal 75-76
Buku ini di foto copy oleh bapak Isawari waktu berkunjung di Belanda

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pertempuran Sekitar Banyuwangi Melawan Belanda"

Posting Komentar